Tuesday, April 29, 2014

DPR Rajin Bolos karena Rakyat Salah Pilih

JAKARTA - Fenomena kursi kosong saat rapat paripurna DPR jelang berakhirnya masa bakti anggota DPR 2009-2014 bukanlah hal yang aneh. Minimnya kehadiran anggota dewan menyebabkan berbagai keputusan penting yang akan divoting pada rapat paripurna menjadi batal.

Padahal, subtansi yang divoting sangat penting bagi rakyat dan negara. Sementara, bagi anggota dewan yang terpilih kembali di Pemilu 2014, masalah kehadiran menjadi penting demi eksistensi diri ke media.

Tetapi bagi anggota dewan yang "gagal" masuk kembali karena kalah di pemilu kemarin, menghadiri rapat-rapat di DPR menjadi bukan keharusan lagi. Meski demikian, tokoh yang langganan masuk Senayan pun juga kerap ogah-ogahan hadir dalam rapat penting DPR.

Pengamat komunikasi politik, Ari Junaedi, menilai tabiat mengosongkan kursi di saat rapat paripurna DPR yang sangat penting tanpa alasan yang bisa dipertanggungjawabkan menjadi "virus" Senayan yang membahayakan. Anggota DPR selalu mempertontonkan sebagai orang yang tidak memegang amanah yang telah diberikan pemilih.

"Sebaiknya rakyat tidak boleh melupakan anggota DPR yang pembolos ulung. Tetapi herannya, pembolos-pembolos juga terpilih kembali karena pemilihnya juga terlena dengan guyuran materi di saat kampanye. Jangan lagi pilih anggota DPR seperti itu, yang terbukti gagal mendidik dirinya sendiri," jelas Ari kepada Okezone, Rabu (30/4/2014).

"Pemilu yang datang seharusnya menjadi arena pengadilan namun sayangnya pemilih terlalu pragmatis juga dalam meilih calonnya. Pilihan sudah menjadi bubur, dan kita dipaksa menelan bubur yang tidak enak rasanya," imbuhnya.

Menurut pengajar Program Pascasarjana di Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini, unsur malu sudah lama "hilang" di jiwa anggota dewan yang kerap bolos di sidang-sidang penting DPR. Inilah wajah anggota parlemen yang menjadikan anggota DPR sebagai profesi, bukan sebagai panggilan jiwa.

"Alih-alih panggilan jiwa atau mengabdi kepada rakyat. Yang dipikiirkan ketika terpilih kembali menjadi anggota DPR adalah bagaimana cara mengembalikan dana yang habis-habisan dipakai ketika kampanye. Karena fokus mengerjakan pekerjaan lain yang lebih menghasilkan duit, rapat di DPR menjadi tidak penting lagi. Menjadi anggota DPR adalah simbol status sekaligus pembeda kelas dengan rakyat jelata seperti kita-kita ini," jelas dia.

Seharusnya, publik menyesali karena telah memilih sosok yang tidak tepat untuk mewakilinya di gedung parlemen.

"Harusnya kita menyesali dengan pilihan kita yang salah. Ada anekdot di kalangan dosen sekarang ini. Perlakukan mahasiswa yang bernilai 'A' di semua mata kuliah dengan biasa-biasa saja karena nantinya mahasiswa itu akan menjadi rekan sejawat alias menjadi dosen juga. Perlakukan dengan baik untuk mahasiswa yang bernilai 'B' atau 'C' karena nantinya mahasiswa ini besar kemungkinan menjadi menteri atau direktur BUMN," kata dia.

"Tetapi istimewakan mahasiswa yang memiliki nilai 'D' di hampir semua mata kuliah yang diambilnya, karena bisa jadi kelak menjadi anggota Dewan. Inikah semacam tuduhan sarkasme dari masyarakat yang muak dengan anggota parlemen," pungkas peraih penghargaan World Customs Organization Sertificate of Merit 2014 ini.

Monday, April 28, 2014

Kiki, Kawan Sekontrakan Afrischa Menghilang Pasca Temannya Digelandang Polisi

Jakarta - Salah satu tersangka kejahatan seksual di TK Jakarta International School (JIS), Afrischa alias Icha diketahui tinggal bersama dengan rekan perempuannya. Pemilik kontrakan di mana Icha tinggal mengenal kawan Icha bernama Kiki.

"Sejak Icha didatangi polisi. Kiki sudah nggak pernah keliatan lagi. Ya mungkin dia takut terlibat karena dia kan selama ini orang terdekatnya (Icha)," kata Zikri, adik dari pemilik kontrakan yang ditempati Afrischa, saat ditemui detikcom, Senin (28/4/2014).

Kontrakan itu berada di Jl Sengon RT 01/03 no 16 Cinere, Depok. Pemilik kontrakan hanya tahu Icha bekerja sebagai cleaning service di sebuah sekolah.

Selain itu, Zikri juga tidak tahu menahu kemana perginya, Kiki, teman sekontrakan Icha. Zikri hanya tahu, pagi tadi seseorang yang mengaku adik Icha mengemasi barang-barang dan pergi meninggalkan kontrakan.

"Tadi pagi ya sekitar jam 09.00 WIB. Cowok yang ngaku adiknya Icha bawa barang-barang terus katanya ke Pondok Cabe, nggak tahu bener atau nggak," kata Zikri.

Sementara itu, menurut Zikri, kawan sekamar Icha yang bernama Kiki itu tidak diketahui berada di mana sekarang ini. Zikri juga tidak tahu pasti Kiki bekerja di mana.

Friday, April 25, 2014

Pria 'sakti' di Pasar Senen bernama Rajes Kumar asal Medan

MERDEKA.COM. Namanya Rajes Kumar. Ia tiba-tiba menyedot perhatian dengan aksi yang dilakukannya di Pasar Senen. Pria asal Medan itu mencoba memadamkan api yang tengah membakar Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat.

"Saya berusaha mendatangkan hujan dengan izin Allah. Semoga hujan turun," kata Rajes di Pasar Senen, Jumat (25/4).

Ia mengaku tak sengaja datang ke Pasar Senen. Awalnya ia cuma ingin jalan-jalan di sekitar Pasar Senen. Karena melihat kepulan asap, dengan keahliannya ia mencoba memadamkan api yang sudah membakar sejak pagi tadi.

"Ya itung-itung menolong sesama manusia. Semoga hujan turun," ujarnya.

Pertama kali, dia hanya diam sambil berjalan mendekati salah satu kios yang ludes terbakar. Segera memulai ritual dengan menunduk dan mengangkat kepala. Ritual dilanjutkan dengan azan. Meski mendapat perhatian banyak orang, namun tak terlihat ada yang berani mendekat.

Tiba-tiba asap tebal keluar dari dalam kios. Si pawang kemudian menggerak-gerakkan tangannya, menghalau asap yang mengepul keluar dari dalam bangunan. Si pawang juga membawa botol berisi air. Kemungkinan sebagai media ritualnya.

Hingga siang ini, api belum berhasil dipadamkan. Puluhan mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan mengalami kesulitan, lantaran sulitnya mendapat pasokan air.