Monday, March 31, 2014

Mitos keangkeran 2 kabupaten jadi pantangan dikunjungi presiden

Mitos memang sudah melekat sejak lama di bumi Nusantara, salah satunya di Jawa. Mitos didefinisikan sebagai cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah-kisah lama berisi penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya.

Bagi sebagian masyarakat, terutama para penuturnya, Mitos ini dianggap benar-benar terjadi. Misalnya mitos keangkeran dua kabupaten, yakni Kediri dan Bojonegoro di Jawa Timur yang menjadi pantangan presiden RI untuk dikunjungi.

Konon, mitos yang berkembang di tengah masyarakat setempat, bila presiden RI berkunjung ke dua daerah itu bakal lengser. Entah karena kebetulan atau tidak, tapi beberapa presiden yang berkunjung ke Kediri--sebelum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)--selalu lengser.
Presiden Soekarno, BJ Habibie dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), lengser setelah tak lama berkunjung ke kota tahu itu. Bahkan sepanjang pemerintahannya selama 32 tahun, Soeharto tidak pernah menginjakkan kaki ke Kediri.

Dalam riwayat Babat Kadhiri, konon terdapat kutukan pada kerajaan Kediri tatkala terlibat dalam peperangan dengan musuh. Bunyinya, "Jika pasukan Kediri menyerang musuh di daerah lawan lebih dulu akan selalu memenangkan pertempuran, akan tetapi sebaliknya jika musuh langsung menyerang ke pusat kerajaan Kediri lebih dulu maka musuh itu akan selalu berhasil memperoleh kemenangan yang gemilang."

Barangkali karena kutukan itulah konon para presiden RI selalu menghindari untuk singgah ke kota Kediri dalam setiap perjalanan di wilayah Jawa Timur. Ada yang menafsirkan, tatkala presiden berani singgah ke Kediri, maka posisi mereka bakal mudah diserang oleh musuh atau lawan politiknya.

Namun kisah tutur masyarakat setempat mengaitkan kutukan itu dengan tempat, misalnya Simpang Lima Gumul di Kediri, yang dipercaya sebagai pusat Kerajaan Kediri. Sementara kisah lain mengaitkan mitos dengan kutukan Sungai Brantas yang menjadi tapal batas Kerajaan Kediri, yakni bila ada raja, kini disebut presiden, masuk ke Kediri melewati Sungai Berantas maka akan lengser.

Boleh percaya boleh tidak, tapi Presiden SBY pernah mendengar cerita itu, dan untuk menghormatinya memilih melewati jalan melingkat lewat Blitar sebelum ke Kediri menemui korban letusan Gunung Kelud.
"Kemarin saya mau ke Kediri, sms masuk luar biasa, Pak SBY jangan ke kediri nanti anda jatuh," kata Presiden SBY saat membuka Musyawarah Nasional FKPPI, di Caringin Bogor, 29 Oktober 2007.

Kabupaten yang memiliki mitos mirip adalah Bojonegoro. Konon, dari enam presiden di Indonesia, hanya Soekarno yang pernah menginjakkan kaki di daerah yang lekat dengan legenda Angling Dharma itu.

"Tidak ada satu presiden yang menginjakkan kakinya di sini. Tidak tahu kenapa," kata Gus Mul, salah seorang tokoh masyarakat di Bojonegoro saat berbincang dengan merdeka.com Senin lalu.

Namun, dari cerita yang dia tahu, ada mitos yang beredar di kalangan masyarakat bahwa jika presiden mampir di Bojonegoro, dia akan turun dari tahta. Sebagai seorang tokoh pemuka agama, Gus Mul mengenyampingkan mitos tersebut. "Itu hanya mitos. Kalau mau datang ya datang saja," ujar Gus Mul.

Memang belum banyak fakta mitos ini terjadi di Bojonegoro. Namun agaknya kisah tutur masyarakat setempat memang ada, misalnya orang-orang tua dulu yang menyebut pantang dalam peperangan lebih dulu menyeberangi bengawan sore (sekarang bengawan Solo). Barang siapa yang menyeberang lebih dulu pasti bakal kalah. Kisah ini terbukti dalam kisah peperangan hebat di bengawan Solo yang menewaskan Arya Penangsang alias Aryo Jipang, penguasa Kadipaten Jipang.

Arya Penangsang tewas bersama kudanya si Garak Rimang, setelah dikeroyok prajurit Sultan Pajang, Sultan Hadiwijaya alias Maskarebet atau Jaka Tingkir. Dalam cerita buku Babad Tanah Jawi yang disusun oleh W.L. Olthof di Leiden, Belanda pada 1941, untuk membunuh Arya Penangsang yang pemberang itu memang sulit karena kesaktiannya tiada tanding. Namun akhirnya Arya Penangsang mati dicacah pedang dan tombak setelah dia melanggar kutukan, yakni menyerang lebih dulu dengan menyeberang bengawan.

Thursday, March 27, 2014

Persaingan Prostitusi di Jepang, Boleh Bersenang-senang Tapi Jangan Mencium

Sebuah majalah mingguan Jepang SPA edisi 18 Maret 2014 membuat survei kepada dunia pelacuran di beberapa kota besar Jepang seperti Osaka, Tokyo dan Nagoya. Hasilnya antara lain menyebutkan masih sulitnya dunia pelacuran sejalan dengan perekonomian Jepang yang belum segar hingga saat ini.
Dunia pelacuran di Jepang masih banyak didominasi oleh dunia pijat memijat atau este atau spa plus plus plus.
Begitu kesulitan ekonomi masih membayangi Jepang saat ini sehingga harga sekali "main" sudah bisa dengan biaya 10.000 yen. Biaya ini tidak pernah terjadi 15 tahun yang lalu.
Khususnya Nagoya, majalah tersebut menemukan sedikitnya 300 toko kenyamanan seperti itu bahkan dengan kamar khusus (private room).
Dengan harga yang murah tersebut pun, ada pantangan bagi tamu yang datang. Meskipun dilayani dengan baik, baik blow job, ML atau lainnya, tidak hubungan seks, dilarang melakukan ciuman. Ini membuat lelaki tambah penasaran dan biasanya akan menambah uang dompetnya lebih besar lagi supaya bisa mencium sang gadis.
Begitu ketatnya persaingan dunia pelacuran di Jepang sehingga untuk membuat tamu semakin penasaran biasanya diiklankan, Wanita Baru dan Cantik Baru Tiba. Dengan demikian diharapkan tamu semakin banyak datang ke toko yang bersangkutan.
Di daerah lampu merah Nishi Kawaguchi di perfektur Saitama juga banyak toko yang menawarkan permainan penuh untuk seks. Tentu dengan harga yang lebih mahal. Namun toko-toko demikian juga menarik dengan nama misalnya Campus Pub, Pink Salon, dan sebagainya.
Di masa lalu toko-toko demikian sebenarnya pernah banyak digerebek oleh kalangan kepolisian tahun 2005 saat penyelenggaraan Expo 2005. Namun kini menjamur kembali.
Hal serupa akan terjadi di Tokyo mendekati tahun 2020 karena akan ada Olimpiade Tokyo dan berharap dengan semakin sedikit toko seks, citra Jepang akan tetap baik di mata kalangan orang asing yang datang ke Jepang dalam upaya melihat Olimpiade 2020 nanti.
Komplain juga muncul dari perusahaan besar yang berada biasanya dekat stasiun kereta api. Toko seks yang berani membuat papan reklame besar bahkan dengan lampu neon warna warni sehingga menarik dilihat banyak orang bahkan bisa dilihat mudah dari platform tempat tunggu kereta api di sebuah stasiun kereta di Jepang.
Akibat menterengnya toko seks tersebut, beberapa pimpinan perusahaan besar melakukan protes ke toko seks tersebut karena tidak baik bagi citra Jepang secara keseluruhan. Akibatnya kini banyak yang merubah papan reklamenya agar tidak terlalu menonjol tetapi tetap bisa dilihat oleh para tamunya.
Dunia prostitusi di Jepang ternyata masih melihat segi etika juga, mempertimbangkan dampaknya bagi lingkungan dan bagi masyarakat sekitarnya. Sehingga apabila muncul komplain demikian pun mereka ikut kerja sama untuk me "low profile" kan dirinya.
Tak heran di sana pulalah muncul keterlibatan anggota Yakuza untuk meningkatkan jumlah "penjualan" mereka dan memberikan uang proteksi (mikajimeryo) kepada para anggota Yakuza tersebut.

Sunday, March 23, 2014

Bali Zaman Dulu Banyak Wanita Bertelanjang Dada

Wanita bertelanjang dada menjadi hal biasa di Bali. Tapi itu terjadi pada keseharian masyarakat zaman dulu.
Ini terlihat pada pemutaran film 'Bali Zaman Dulu' di Studio Kearsipan, Kantor Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Denpasar.
Kegiatan nonton bersama ini diikuti sekitar 20 calon wartawan Tribun Bali (Tribunnews.com Network), Selasa (11/3/2014) pukul 13.00 Wita.
Sebelum film diputarkan, Kepala Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Denpasar, I Gusti Agung Rai Anom Suradi mewanti-wanti, agar para penonton tidak salah persepsi tentang penampilan film dokumenter Bali Zaman Dulu. Sebab, pada video tersebut banyak ditampilkan wanita bertelanjang dada.
"Jangan berpikiran pornografi, memang seperti itu Bali zaman dulu tidak ada yang dibuat-buat. Memang tidak tertutup dadanya tidak seperti saat ini," ungkap Anom Suradi.
Benar saja, penampilan wanita zaman dulu di film hitam putih itu bertelanjang dada. Tapi wajah para wanita tidak terlihat risih.
Di pasar-pasar, pura dan tempat ramai, para wanita ini terlihat biasa memamerkan dadanya. Tentu pemandangan tersebut tidak bisa ditemui pada saat ini.
Setelah film dokumenter ditampilkan, pada acara nonton bersama ini juga diputarkan film 'Sejarah Kota Denpasar' dan 'Tragedi Bom Bali I dan II'.
"Kami sangat berterima kasih sekali sudah diberikan waktu untuk menonton film di sini," ungkap Pimpinan Redaksi (Pimred) Tribun Bali, Sunarko.
Sunarko menambahkan, sebagai wartawan yang akan bekerja di Bali, pengetahuan sejarah Bali sangat penting.
"Di sini ada anak asli daerah juga dan ada dari luar. Nanti akan bertugas untuk meliput berita di Bali, paling tidak mengetahui sejarah Bali," ucapnya.

Wednesday, March 19, 2014

Sejumlah Tanggul Meluap, Bandung Banjir

Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung tiga hari belakangan menyebabkan enam tanggul yang dialiri Sungai Citepus rusak. Akibatnya, sejumlah permukiman dan jalan-jalan di Kota Bandung banjir.
Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung Iskandar Zulkarnain mengatakan tanggul yang rusak yakni Cidadap, Coblong, Cicendo, Andir, Astana Anyar, dan Bojong Loa Kidul.  "Kerusakan tanggul disebabkan oleh luapan air yang tidak terbendung dan curah hujan yang tinggi," kata Iskandar, Rabu, 19 Maret 2014.
Berdasarkan pantauan Tempo, banjir menerjang sejumlah kawasan, seperti Jalan Rumah Sakit dan Jalan Dr Djundjunan di depan Bandung Trade Center (BTC). "Banjir di depan BTC merupakan banjir terparah saat ini," kata Iskandar.
Hingga saat ini DBMP masih menghitung jumlah tanggul yang rusak di sepanjang Sungai Citepus. Iskandar menyatakan lembaganya sudah memperbaiki sejumlah tanggul yang rusak itu. Namun, dia melanjutkan, karena curah hujan terlampau tinggi, tanggul-tanggul tersebut tidak dapat menampung debit air.
"Kami sudah menyiapkan tiga pompa penyedot air dan sejumlah karung untuk menampung debit air," kata Iskandar. Dia mengatakan pihaknya kini berfokus pada penanganan kerusakan tanggul yang memicu terjadinya banjir di Jalan Rumah Sakit dan Jalan Djundjunan. "AKibat tanggul rusak, jalan di beberapa ruas juga rusak," katanya.

Tuesday, March 18, 2014

Juru Parkir Maumere Mengaku Dapat 'Layanan' Gratis Kakak Beradik

Ada kisah lain di balik profesi sebagai juru parkir liar di Kota Maumere. Dengan polos Petrus Sani Tokan mengungkapkan hari-hari hidupnya di Kota Maumere. Setiap pagi ia keluar dari emperan Pasar Bertingkat Maumere menuju Tempat Pendaratan Ikan (TPI). Dia melakukan pungutan sewa parkir di sana.
Dia mencuri start dengan para satpam di sana yang tidak mengizinkan hal itu dilakukan.
"Kalau pagi itu satpam tidak ada," tuturnya kepada Pos Kupang (Tribunnews.com Network) di Kantor Pol PP di Maumere, Rabu (12/3/2014).
Dengan bermodalkan karcis yang dipungut di jalan dan pemberian juru parkir di pertokoan Maumere, Tokan bisa mencari keberuntungan dengan menjual jasa parkir kepada masyarakat umum.
Setiap hari dia bisa mendapatkan uang Rp 20.000 sampai Rp 30.000. Uang itu dimanfaatkannya untuk makan dan minum dan hiburan lainnya. Sedangkan malam harinya mereka berjalan keliling kota, taman kota dan kemudian menginap di emperan Pasar Bertingkat Maumere.
Tokan ternyata tidak sendirian. Diakuinya, setiap malam dia tidur bersama dengan sahabatnya, dua cowok dan dua cewek. Dua cewek itu kakak beradik, berasal dari Kupang. Mereka berkumpul bersama sekitar pukul 03.00 atau pukul 04.00 Wita. Kemudian sekitar pukul 05.00 Wita dua cewek itu pergi meninggalkan Pasar Bertingkat Maumere.
Alumnus SMAK PGRI Lewoleba, Lembata ini dengan polos mengungkapkan dirinya setiap malam melakukan hubungan seks dengan pekerja seks komersial (PSK).
"Mereka teman kami, tetapi kami tidak tahu mereka kerja apa di Kota Maumere. Setiap malam dini hari, mereka datang kakak beradik dan kami melakukan hubungan. Kami gratis, tidak bayar," tutur Tokan dengan lugu.
Dijelaskan Tokan, dua kakak beradik, Intan dan Siska, itu tidak mempunyai pekerjaan di Kota Maumere. Mereka hanya jalan-jalan saja.
"Tidak kerja, mereka hanya jalan-jalan begitu saja. Tiap malam, pagi sekitar pukul 04.00 mereka datang ke Pasar Bertingkat," tutur Tokan lagi.

Wednesday, March 12, 2014

Jokowi: Tidak Boleh Lagi Program Basa-Basi 2014

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menegaskan bahwa pada 2014 tidak boleh lagi ada program basa-basi yang tidak ada manfaatnya bagi masyarakat secara nyata.
Penegasan itu disampaikan Gubenrur Joko Widodo disampaikan kepada ratusan pejabat eselon III dan IV di lingkungan Pemprov DKI di Jakarta, Kamis.
"Saya tidak mau lagi tahun ini ada yang namanya program basa basi seperti proyek surat pertanggungjawabannya betul tapi manfaatnya gak ada bagi masyarakat.
Misalnya guru tiap hari diklat aja walaupun sudah tahu, untuk apa? tanda tangan untuk honor. Di dinas lain juga sama, tolong mulai hari jangan lah diulang lagi, tolong diubah bukan zamannya lagi," kata Joko Widodo saat memberikan pengarahan kepada ratusan pejabat eselon III dan IV di bawah koordinasi Asisten Gubernur bidang Pembangunan dan Asisten Gubernur bidang Perekonomian di Balai Kota, Jakarta.
Menurut dia, saat dirinya blusukan ke sekolah-sekolah di Jakarta untuk mengecek pelaksanaan Kartu Jakarta Pintar dan jam belajar ternyata masih ada sekolah yang bobrok fasilitasnya.
"Di sekolah ada yang masih bobrok fasilitasnya. Padahal pas saya jadi wali kota solo anggarannya Rp3,5 triliun. Sedangkan angaran di Dinas Pendidikan itu tidak kecil yaitu Rp13 triliun hanya untuk 1 dinas," ujar dia.
Selain itu, dirinya juga tidak mau mendengar di sekolah masih ada filling kabinet didatangkan bertahun-tahun.
"Ini gak bener, secara prosedur surat pertanggungjawabannya benar tapi gak manfaat, awas kalo masih ada tahun ini. Kursi masih baik malah beli lagi. Saya gak mau masih ada itu lagi. Saya yakin kita bisa mengubahnya," ujar dia.
Ia menambahkan sebentar lagi akan diadakan tes untuk eselon III and IV dan semuanya harus bangun performa baik. "Kalau performanya gak bagus ya udah saya ganti gampang kok," kata dia.

Sunday, March 2, 2014

Mitos Warna dan Cara Menyiasatinya

RumahCom – Warna dinding memang memberi kesan tertentu bagi sebuah ruangan. Tak heran jika efek dari warna menjadi mitos yang wajib diikuti. Hasilnya, kita tidak bisa kreatif dan rumah jadi monoton tanpa aura.
Sebenarnya, dengan kreativitas dan imajinasi dalam permainan warna, Anda bisa membuat ruangan indah. Berikut ini beberapa mitos warna dan cara menyiasatinya:
Warna Putih Memberi Kesan LuasPenggunaan warna putih tak selamanya menjadikan sebuah ruangan terlihat luas atau lega. Pemberian warna putih yang berlebihan bahkan dapat membuat ruangan terasa membosankan. Triknya, jika Anda cukup nyaman dengan warna putih di dinding, tambahkan sapuan warna lain pada plafon rumah Anda sebagai aksen.
Warna Gelap Terkesan kusamWarna gelap dan berat seperti cokelat, hijau lumut atau biru laut belum tentu membuat ruangan menjadi kusam. Berikan sentuhan warna terang melalui pemilihan warna furnitur di dalam ruangan tersebut, sehingga ruangan Anda yang bercat gelap tidak akan terlihat kusam.
Warna Pastel Terkesan FemininBagi Anda seorang lelaki, jangan takut memilih warna-warna pastel seperti hijau daun, biru langit atau bahkan krem untuk mewarnai kamar atau ruangan di dalam rumah. Anda tetap dapat menggunakan warna pastel yang dikombinasikan dengan warna gelap, misalnya untuk bagian lis (bingkai) plafon, atau memberikan warna gelap pada sisi tengah dinding yang berwarna pastel.
Warna Dasar Cocok untuk Kamar AnakPemberian warna di dinding kamar anak tidak terbatas hanya menggunakan warna-warna palet atau warna dasar yang terang saja. Anda dapat menggunakan warna sekunder seperti biru toska atau magenta, kemudian variasikan dengan aplikasi stiker dinding yang sesuai dengan kepribadian anak.