Thursday, May 8, 2014

Boediono: Situasinya Gawat Apabila Ada 1 Bank Jatuh

Jakarta - Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono membeberkan latar belakang pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) ke Bank Century.

"Situasinya gawat apabila ada 1 bank jatuh apakah Century, maka akan terjadi rentetan penyerbuan terhadap bank-bank," kata Boediono bersaksi untuk mantan Deputi Gubernur BI Budi Mulya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (9/5/2014).

Jawaban ini disampaikan saat Jaksa KPK KMS Rono menanyakan kondisi ekonomi ketika Dewan Gubernur BI mengubah Peraturan BI mengenai syarat pemberian FPJP. Boediono menegaskan FPJP perlu diberikan untuk menghindar kondisi krisis seperti tahun 1998.

"Ini pengalaman 97-98 dalam situasi krisis banyak isu beredar bank mana yang mengalami masalah likuiditas dimana tidak ada blanket guarantee. Menutup bank pada saat itu resikonya luar biasa sekali," ujar dia.

Menurut Boediono, RDG membahas perubahan PBI untuk menyesuaikan perkembangan kondisi perbankan saat itu. "Dan itu tentu, kita ingin suatu peraturan yang bisa menampung semua termasuk yang bisa menangani apa yang ada di mata kita Bank Century yang kolaps. PBI menampung semua kemungkinan yang dihadapi menjelang beberapa waktu ke depan," sebut Boediono.

Wednesday, May 7, 2014

JK: Ada Imbas Krisis di 2008, Tapi Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Tetap Bagus

Jakarta - Mantan Wapres Jusuf Kalla bersaksi di PN Tipikor Jakarta dalam persidangan kasus Bank Century. Pria yang akrab disapa JK ini mengakui ada imbas krisis Amerika Serikat di Indonesia, namun tidak begitu berpengaruh terhadap perekonomian di tanah air.

"Pada 2007-2008 ada krisis keuangan di Amerika yang membuat daya beli mereka menurun. Terjadi imbas kedua di Indonesia, karena daya beli AS turun," ujar JK di PN Tipikor Jakarta, Jl Rasuna Said, Jaksel, Kamis (8/6/2014).

JK menuturkan, ada pengaruh dalam nilai kurs rupiah. Juga di sektor-sektor lain. Namun dia memastikan, krisis yang terjadi tidak sebesar jika dibandingkan dengan krisis 98.

"Tapi saya dilapori bahwa APBN tetap bagus, kredit bagus, investasi bagus, pertumbuhan ekonomi tetap terjadi enam persen," ujar JK.

JK juga membandingkan, pada krisis 1998, terjadi moral hazard di Indonesia. Sedangkan, pada 2008, menurutnya itu tidak sampai terjadi.

"Kalau 2008, mungkin moral hazard kecil, dan itu hanya di sedikit tempat saja," ujar JK.