Ada kisah lain di balik profesi sebagai juru parkir liar di Kota
Maumere. Dengan polos Petrus Sani Tokan mengungkapkan hari-hari hidupnya
di Kota Maumere. Setiap pagi ia keluar dari emperan Pasar Bertingkat
Maumere menuju Tempat Pendaratan Ikan (TPI). Dia melakukan pungutan sewa
parkir di sana.
Dia mencuri start dengan para satpam di sana yang tidak mengizinkan hal itu dilakukan.
"Kalau pagi itu satpam tidak ada," tuturnya kepada Pos Kupang (Tribunnews.com Network) di Kantor Pol PP di Maumere, Rabu (12/3/2014).
Dengan bermodalkan karcis yang dipungut di jalan dan pemberian juru
parkir di pertokoan Maumere, Tokan bisa mencari keberuntungan dengan
menjual jasa parkir kepada masyarakat umum.
Setiap hari dia bisa mendapatkan uang Rp 20.000 sampai Rp 30.000.
Uang itu dimanfaatkannya untuk makan dan minum dan hiburan lainnya.
Sedangkan malam harinya mereka berjalan keliling kota, taman kota dan
kemudian menginap di emperan Pasar Bertingkat Maumere.
Tokan ternyata tidak sendirian. Diakuinya, setiap malam dia tidur
bersama dengan sahabatnya, dua cowok dan dua cewek. Dua cewek itu kakak
beradik, berasal dari Kupang. Mereka berkumpul bersama sekitar pukul
03.00 atau pukul 04.00 Wita. Kemudian sekitar pukul 05.00 Wita dua cewek
itu pergi meninggalkan Pasar Bertingkat Maumere.
Alumnus SMAK PGRI Lewoleba, Lembata ini dengan polos mengungkapkan
dirinya setiap malam melakukan hubungan seks dengan pekerja seks
komersial (PSK).
"Mereka teman kami, tetapi kami tidak tahu mereka kerja apa di Kota
Maumere. Setiap malam dini hari, mereka datang kakak beradik dan kami
melakukan hubungan. Kami gratis, tidak bayar," tutur Tokan dengan lugu.
Dijelaskan Tokan, dua kakak beradik, Intan dan Siska, itu tidak
mempunyai pekerjaan di Kota Maumere. Mereka hanya jalan-jalan saja.
"Tidak kerja, mereka hanya jalan-jalan begitu saja. Tiap malam, pagi
sekitar pukul 04.00 mereka datang ke Pasar Bertingkat," tutur Tokan
lagi.
No comments:
Post a Comment