Jika kita keluar rumah di malam hari, orangtua sering mewanti-wanti
hati-hati pada angin malam. Memangnya apa beda angin malam dan angin
siang? Apakah benar ada pengaruhnya pada kesehatan, atau sekadar mitos?
Ahli kesehatan dr. Paisal Zain, M Biomed mengatakan, sebenarnya istilah angin malam tidak dikenal dalam dunia medis. Istilah tersebut digunakan masyarakat awam untuk menggambarkan angin yang memapar orang-orang yang keluar rumah pada malam hari.
Menurut dia, angin pada malam hari memang mempunyai karakteristik berbeda dengan angin pada siang hari. Angin malam cenderung lebih dingin dan lembap. Faktor itulah yang bisa mencetuskan gangguan kesehatan.
“Selain faktor dingin dan lembap, di malam hari berkeliaran vektor-vektor penyakit seperti nyamuk pembawa bibit penyakit malaria dan penyakit kaki gajah,” jelas alumnus Universitas Hasanuddin dan Universitas Indonesia ini.
Tidak hanya itu, lanjutnya, ”orang yang suka keluar malam hari dan tidur larut malam cenderung kurang istirahat. Padahal, tidur malam berperan penting dalam memulihkan kondisi tubuh yang kelelahan sepanjang hari”.
Tidur juga mampu mempertahankan daya tahan tubuh tetap optimal, sehingga mengurangi kerentanan terhadap penyakit. Tapi dalam kondisi kurang istirahat, orang yang terpapar angin pada malam hari dengan sendirinya rawan mengalami gangguan kesehatan.
Dokter Paisal menyebut sejumlah potensi gangguan kesehatan akibat paparan angin malam dan vektor-vektor penyakit:
1. Lebih mudah terkena penyakit malaria dan penyakit kaki gajah, sebab mereka mendapat kesempatan lebih besar digigit nyamuk yang berkeliaran di lingkungan luar.
2. Paparan angin malam juga bisa memperparah kondisi penyakit. “Orang yang menderita bronkhitis atau pneumonia (orang awam sering menyebutnya paru-paru basah), angin malam yang dingin dan lembap akan memperberat gejala. Batuk menjadi lebih berat dan sesak napas,” jelas sang dokter.
3. Angin malam dapat memicu timbulnya serangan asma. Suhu dingin dan lembap di malam hari akan menyebabkan saluran napas menyempit dan memproduksi lendir. Akibatnya udara yang keluar masuk menjadi lebih sulit, dan timbul batuk sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan lendir dari paru-paru.
4. Tidak hanya memperparah penyakit paru-paru, angin malam juga mengganggu saluran pernapasan atas. “Pada saluran pernapasan atas, angin malam juga dapat mencetuskan peradangan pada mukosa hidung (rinitis) atau tenggorokan (faringitis) yang gejalanya antara lain batuk pilek dan sakit tenggorokan,” urai dr. Paisal.
5. Paparan angin malam dapat mencetuskan serangan akut pada penderita rematik (gout arthritis). Udara dingin bisa menyebabkan sendi penderita rematik membengkak, merah, dan nyeri.
Ahli kesehatan dr. Paisal Zain, M Biomed mengatakan, sebenarnya istilah angin malam tidak dikenal dalam dunia medis. Istilah tersebut digunakan masyarakat awam untuk menggambarkan angin yang memapar orang-orang yang keluar rumah pada malam hari.
Menurut dia, angin pada malam hari memang mempunyai karakteristik berbeda dengan angin pada siang hari. Angin malam cenderung lebih dingin dan lembap. Faktor itulah yang bisa mencetuskan gangguan kesehatan.
“Selain faktor dingin dan lembap, di malam hari berkeliaran vektor-vektor penyakit seperti nyamuk pembawa bibit penyakit malaria dan penyakit kaki gajah,” jelas alumnus Universitas Hasanuddin dan Universitas Indonesia ini.
Tidak hanya itu, lanjutnya, ”orang yang suka keluar malam hari dan tidur larut malam cenderung kurang istirahat. Padahal, tidur malam berperan penting dalam memulihkan kondisi tubuh yang kelelahan sepanjang hari”.
Tidur juga mampu mempertahankan daya tahan tubuh tetap optimal, sehingga mengurangi kerentanan terhadap penyakit. Tapi dalam kondisi kurang istirahat, orang yang terpapar angin pada malam hari dengan sendirinya rawan mengalami gangguan kesehatan.
Dokter Paisal menyebut sejumlah potensi gangguan kesehatan akibat paparan angin malam dan vektor-vektor penyakit:
1. Lebih mudah terkena penyakit malaria dan penyakit kaki gajah, sebab mereka mendapat kesempatan lebih besar digigit nyamuk yang berkeliaran di lingkungan luar.
2. Paparan angin malam juga bisa memperparah kondisi penyakit. “Orang yang menderita bronkhitis atau pneumonia (orang awam sering menyebutnya paru-paru basah), angin malam yang dingin dan lembap akan memperberat gejala. Batuk menjadi lebih berat dan sesak napas,” jelas sang dokter.
3. Angin malam dapat memicu timbulnya serangan asma. Suhu dingin dan lembap di malam hari akan menyebabkan saluran napas menyempit dan memproduksi lendir. Akibatnya udara yang keluar masuk menjadi lebih sulit, dan timbul batuk sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan lendir dari paru-paru.
4. Tidak hanya memperparah penyakit paru-paru, angin malam juga mengganggu saluran pernapasan atas. “Pada saluran pernapasan atas, angin malam juga dapat mencetuskan peradangan pada mukosa hidung (rinitis) atau tenggorokan (faringitis) yang gejalanya antara lain batuk pilek dan sakit tenggorokan,” urai dr. Paisal.
5. Paparan angin malam dapat mencetuskan serangan akut pada penderita rematik (gout arthritis). Udara dingin bisa menyebabkan sendi penderita rematik membengkak, merah, dan nyeri.
Cukup banyak risiko penyakit yang timbul.
Lalu, apa solusi bagi orang yang suka atau terpaksa keluar pada malam
hari? Dokter Paisal mengatakan, bila memang harus keluar rumah, berikut
yang harus dipersiapkan:
- Kenakan jaket tebal untuk melindungi tubuh dari terpaan angin pada malam hari.
- Mengenakan helm yang menutup wajah (full face).
- Sebisa mungkin menggunakan mobil sebagai moda transportasi, sehingga tidak terpapar angin malam secara langsung.
- Orang yang keluar malam di daerah banyak nyamuk, disarankan menggunakan lotion anti-nyamuk.
- Mengenakan helm yang menutup wajah (full face).
- Sebisa mungkin menggunakan mobil sebagai moda transportasi, sehingga tidak terpapar angin malam secara langsung.
- Orang yang keluar malam di daerah banyak nyamuk, disarankan menggunakan lotion anti-nyamuk.
No comments:
Post a Comment