Wednesday, August 21, 2013

Bus Maut Cisarua Terakhir Uji KIR pada 2005

Bus PO Giri Indah yang terjun bebas ke sungai di Cisarua, Bogor, Jawa Barat diduga tak laik jalan. Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan hal itu berdasarkan hasil pengecekan sementara.
"Setelah kami mengkroscek, baik data administrasi dan fisik, kemudian kami evaluasi dan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), bus tersebut tidak dilengkapi kartu pengawasan, buku lulus uji kir, bahkan diketahui sejak tahun 2005 ini bus tidak pernah uji kir, jadi sudah 8 tahun tidak pernah diuji," kata dia.
Pool PO Giri Indah ini berdomisili di Cibitung, Bekasi. Maka, kata dia, kewenangan menindak dan mengevaluasi perizinan ada pada Dinas Perhubungan (Dishub) masing-masing Kota/Kabupaten. "Kalau memang ada di wilayah saya tentunya akan kami tindak tegas, pengusaha bus nakal itu membuat resiko kecelakaan sangat besar," katanya.
Dedi menuturkan, bus PO Giri Indah merupakan bus angkutan umum yang sebetulnya tidak diperbolehkan mengangkut untuk wisata. "Kami juga akan melihat bus AKAP ini mengantungi izin insidentil kah untuk mengangkut wisatawan. Tapi bagaimanapun mestinya, pengecekan uji kelaikan kendaraan rutin dilakukan oleh PO," dia menjelaskan.
Dia membatah rawannya kecelakaan di sepanjang jalur Bogor-Puncak-Cianjur akibat dari minimnya rambu di sepanjang jalur itu. Menurutnya, rambu, marka jalan dan tanda peringatan rawan kecelakaan sudah lengkap. "Saya lihat di sepanjang jalur Puncak semua rambu sudah lengkap. Hanya memang kondisi jalan di jalur Puncak ini cukup rawan karena berkelok dan kiri kanannya jurang, sehingga jika pengendara tidak berhati-hati dan kondisi kendaraan tidak laik jalan maka bisa beresiko celaka," dia menandaskan.
Jalur puncak merupakan jalan nasional. Dinas Perhubungan Jawa Barat pada tahun ini telah mengalokasikan Rp750 juta untuk perawatan rambu dan meminimalisir kecelakaan dan semuanya dianggarkan oleh pemerintah pusat. "Kami akan ajukan lagi, ke pemerintah pusat," kata dia
Kepala Korps Lalu Lintas Mabes Polri Irjen Pudji Hartanto masih menunggu hasil investigasi guna memastikan penyebab kecelakaan maut itu. "Untuk mengetahui penyebab, kami menunggu kajian dan investigasi tim teknis. Apakah karena faktor manusia atau human error, kendaraan atau karena sarana pra sarana, nah itu semua baru diketahui setelah tim bekerja," kata dia.
Menurutnya, sopir bus sudah dipastikan akan ditetapkan sebagai tersangka. "Jika hasil kajian tim teknis, ternyata banyak kesalahan akibat dari faktor human error dan kendaraan kami tidak akan segan-segan memberikan sanksi, sebab beberapa kali kecelakaan sering dikarenakan lolos rem atau rem blong," ujarnya
Jajaranya akan menjerat pasal berlapis, baik pasal 359 KUHP maupun UU Lalu Lintas. "Sopir akan kita kenakakan pasal berlapis, karena telah berbuat lalai yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia dan luka-luka," dia mengatakan.

Thursday, August 8, 2013

Cara Jokowi Pantau Kerja Anak Buahnya

Mobil Toyota Innova hitam itu berjalan melambat. Bukan semata lantaran kondisi lalu lintas di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan macet bukan kepalang. Tapi di dalam mobil itu, duduk Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang memperhatikan kerja anak buahnya di lapangan.
Pemandangan apa yang dijumpai Jokowi ketika blusukan ke Pasar Minggu pada Senin sore, 29 Juli 2013. Dia mendapati sejumlah petugas Satuan Polisi Pamong Praja duduk santai di atas mobil dinasnya. Sebagian dari mereka malah ada yang ngobrol dengan pedagang kaki lima di sekitar situ.
Tentu bukan itu tugas Satpol PP. Petugas mestinya melarang para pedagang berjualan hingga memenuhi bahu jalan. Akibatnya, macet tak terhindarkan. Di sepanjang jalan itu, Jokowi hanya melihat seorang petugas Dinas Perhubungan yang sibuk mengatur lalu lintas.
Melihat kenyataan itu, Jokowi enggan menegur petugas dan menolak turun dari mobilnya. "Kalau turun bisa batal puasa saya," ujarnya.
Petugas Satpol PP yang sejak tadi dipelototi Jokowi tantu tak sadar sedang diawasi. Jokowi memang tidak menggunakan pengawalan, apalagi voorijder yang bikin bising lalu lintas. "Bobol ini pemerintah," ujarnya dengan wajah serius. Jokowi mengatakan akan mengevaluasi kinerja anak buahnya setelah Lebaran nanti.

Tuesday, August 6, 2013

Tengah Malam, Bos Ekstasi Dipindahkan dari Cipinang ke Nusakambangan

Terpidana mati bandar narkoba Freddy Budiman akhirnya diasingkan dari Lapas Narkotika Cipinang ke Lapas Nusakambangan Cilacap, Selasa (30/7/2013) dinihari.
"Iya benar, tadi malam pukul 24.05 dengan pengawalan kepolisian dan petugas Lapas," kata Humas Ditjen Pemasyarakatan, Akbar Hadi Prabowo saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (30/7/2013).
Freddy dipindah lantaran kasus seks dan narkoba di Lapas Narkotika Cipinang terungkap. Menurut Akbar, proses pemindahan terpidana mati itu dilakukan dengan pengawalan ketat. Namun, Akbar tak menjelaskan secara detail soal kendaraan yang digunakan Freddy dan rombongan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pengadilan Negeri Jakarta Barat memvonis Freddy dengan hukuman mati. Tak hanya itu, pria pengimpor 1,4 juta ekstasi tersebut juga dicabut 7 hak asasinya. Pemindahannya semakin mendesak setelah kasus seks dan narkoba bersama sejumlah wanita di Lapas Narkotika Cipinang terungkap. Adalah sang mantan pacar, Venny Rosyanne, yang membongkarnya.
Nama Freddy Budiman menjadi kembali mengemuka setelah beredar kasus bilik asmara di Lapas Cipinang, Jakarta Timur. Bahkan, kasus tersebut membuat Kalapas Cipinang Thurman Hutapea dicopot dari jabatannya.
Terungkapnya bilik asmara di dalam lapas berawal dari laporan Vanny Rossyane yang mengaku sebagai pacar Freddy. Menurut pengakuan Vanny, mereka berdua sering bertemu di ruangan yang disediakan tersebut untuk menikmati narkoba dan berhubungan seks. Kasus tersebut kini dalam penyelidikan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Siapa sebenarnya Freddy Budiman? Namanya bukan baru kali ini terkenal. Pria berusia 37 tahun ini boleh dibilang sosok yang nekat. Berkali-kali menghuni penjara dalam kasus narkoba, tetapi tidak pernah membuatnya jera.
Bahkan, ketika menghuni Lapas Cipinang, ia masih bisa mengorganisasi penyelundupan 1.412.475 pil ekstasi dari China dan 400.000 ekstasi dari Belanda. Dia adalah otak di balik penyelundupan jutaan pil ekstasi tersebut.
Sebuah paket besar impor ekstasi itu berawal dari datangnya sebuah kontainer di Pelabuhan Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 8 Mei 2012.
Kontainer bernomor TGHU 0683898 itu diangkut kapal YM Instruction Voyage 93 S, berangkat dari Pelabuhan Lianyungan, Shenzhen, China, tujuan Jakarta untuk Freddy Budiman.

Saturday, August 3, 2013

Din Syamsuddin: Warga Muhammadiyah Lebaran pada 8 Agustus 2013

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin menyatakan, warga Muhammadiyah akan merayakan hari raya Idul Fitri 1434H, pada 8 Agustus 2013.
Hal itu didasarkan pada ketetapan Majelis Tarjih PP Muhammadiyah.
"Muhammadiyah melalui keputusan Majelis Tajrih sudah menetapkan Idul Fitri 1434H akan jatuh pada 8 Agustus mendatang," kata Din di Gedung PP Muhammadiyah, Senin (29/7/2013).
Din menuturkan, penetapan 8 Agustus 2013 sebagai hari raya Idul Fitri karena pada 7 Agustus 2013 sudah terjadi konjungsi matahari, bumi dan bulan pada satu garis lurus.
"Apabila dengan ketinggian cukup diatas 3 derajat, sudah bisa diperhitungkan secara ilmiah maka kami berkeyakinan 7 Agustus hilal syawal sudah ada," ujarnya.
Mengenai terjadi perbedaan pendapat penetapan hari raya Idul Fitri, terutama dengan pemerintah atau yang lainnya, Din meminta hal itu harus toleransi. Bila pemerintah harus melihat hilal dan jika hilal belum terlihat pada 7 Agustus 2013, tentunya akan menambah puasa.
"Dengan perbedaan itu Insha Allah Ukhuwah tetap terjaga," tuturnya.