Hai, Mas Hilbram. Dua minggu lagi saya akan menikah dengan pacar saya
yang seumur. Masalahnya semakin hari saya semakin tidak mencintainya.
Saya ingin sekali membatalkan pernikahan itu. tapi saya tidak tega
karena dia begitu mencintai saya. Kami beda agama, tetapi tidak pernah
sekali pun dia meminta saya untuk pindah ke agamanya, begitu juga dengan
saya.
Banyak ketidakcocokan di antara kami. Saya bahkan sudah
merencanakan perceraian saya. Saya menyetujui menikah dengannya karena
orangtua saya mengharapkan saya segera menikah dengannya karena dia
cowok yang baik. Karena ingin membahagiakan orang tua saya, akhirnya
saya menyetujuinya. Tapi akhir-akhir ini saya sedang BBM-an dengan
seorang cowok. Dia seagama dengan saya dan lebih tua 6 tahun dari saya.
Dari
BBM-an kami sehari-hari, saya sangat nyaman dan merasa kehilangan
apabila sehari saja dia tidak menghubungi saya. Kata "hai"-nya saja
sudah membuat hari saya begitu bahagia dan bersemangat. Dia tahu bahwa
saya sudah memiliki pacar, tetapi saya belum menceritakan soal
pernikahan saya. Dia sering menyebut saya sebagai adiknya, mungkin
karena dia tidak ingin menjadi orang ketiga di antara kami. Perhatiannya
membuat saya sangat berharap padanya. Padahal perhatian yang diberikan
dari calon suami saya juga sama, tetapi saya lebih mengharapkan dia.
Saya sedih mengapa dia tidak hadir lebih awal dalam hidup saya? Saya
merasa begitu cocok dengan pribadinya dan saya yakin bahwa saya
mencintainya.
Apa yang harus saya lakukan dengan ini semua?
Menghadapi pernikahan yang tidak diinginkan? Mencintai pria yang hanya
menganggap saya adik (karena saya sudah memiliki pacar)? Saya menjalani
hidup yang tidak saya inginkan. Perasaan saya sangat kacau dan ragu
sekali saat ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment